Alkisah di negeri antah berantah ada orang-orang buta yang bersahabat karib.
Pada
suatu hari mereka mendengar banyak orang membicarakan kehadiran seekor
gajah di alun-alun kota. Kata orang-orang banyak yang datang ke
alun-alun kota untuk melihat gajah tersebut. Kata orang-orang gajah itu
sangat mengagumkan sekali, mahabesar, mahapandai, mahacerdas, mahakuat,
mahalembut, mahapenuhkasihsayang.........
Orang-orang
buta itu pun tertarik hatinya untuk menyaksikan sendiri bagaimanakah
gajah itu sebenar-benarnya. Mereka pun berangkat ke alun-alun kota untuk
menyaksikan gajah.
Kebetulan hari itu
tidak ada seorang pun yang datang untuk melihat gajah itu, jadi
orang-orang buta itu dapat dengan tenang menikmati pertemuan dengan
gajah itu.
Yang seorang dibimbing untuk
memegang ekor gajah, yang seorang lagi dibimbing untuk memegang belalai
gajah, yang seorang lagi dibimbing untuk memegang kuping gajah, yang
seorang lagi dibimbing untuk memegang kaki gajah, yang seorang lagi
dibimbing untuk memegang perut dan tubuh gajah.
Sesudah
mereka puas meraba dan memegang bagian tubuh gajah yang dihadapinya
itu, mereka pun dibimbing beristirahat di bawah pohon yang rindang yang
sengaja banyak ditanam di alun-alun itu untuk beristirahat masyarakat
luas.
Mereka dipandu oleh pembimbing mereka untuk melakukan sharing mengenai gajah yang telah disaksikan mereka masing-masing........
"Gajah itu sangat lucu, tubuhnya seperti alat untuk mengusir lalat," kata seorang yang memegang ekor gajah...
"Gajah
itu mahabesar....uuuhh...tanganku tak memuat tubuhnya yang mahabesar
itu, benar kata orang-orang bahwa gajah itu mahakuat," kata seorang yang
memegang tubuh dan perut gajah...
"Gajah itu seperti kipas yang mahabesar," kata seorang yang memegang telinga gajah....
"Gajah itu seperti selang yang besar," kata seorang yang memegang belalai gajah...
"Gajah itu seperti tong tempat sampah yang besar sekali," kata seorang yang memegang kaki gajah....
Mulailah
terjadi keributan besar di antara para sahabat akrab itu, mereka saling
berbantah dengan segala macam argumentasi untuk mempertahankan apa yang
telah disaksikannya sendiri....mereka saling mengeluarkan ayat-ayat
Kitab Suci andalan mereka untuk mempertahankan kesaksian
mereka.....suasana di bawah pohon yang sejuk rindang, di dalam udara
yang sejuk segar, di tengah-tengah pepohonan kelapa sawit, pohon-pohon
cemara, pohon-pohon beringin, yang memenuhi alun-alun kota itu pun
menjadi panas sepanas api di tungku peleburan baja.....mereka pun mulai
saling mencaci...saling merendahkan...saling menghina....saling
mengejek......daaaaaaan..........wuuuaaaah....mereka mulai saling
menyerang satu sama lain....tinju-tinju pun saling meluncur deras ke
tubuh-tubuh mereka.....wuuuuaaah....mereka pun saling mengeluarkan
jurus-jurus silat andalan mereka...........semua terlibat baku
hantam...semua mulai terlibat perkelahian massal itu...tak ada
kawan...semua lawan...tak ada sahabat...semua musuh..........
Sang
Pembimbing pun masih diam saja...dibiarkan saja mereka terus
berkelahi......sampai pada akhirnya mereka satu per satu mulai kehabisan
tenaga.....dan mereka pun terkapar di atas rerumputan yang sejuk halus
di bawah pohon yang rindang itu.......
Alkisah
di dekat tempat mereka berkelahi itu ada dua orang Agamawan berbeda
yang bersahabat juga yang sedang berdiskusi mengenai TUHAN menurut
kesaksian mereka masing-masing....suasana juga sangat panas
sekali....melihat orang-orang buta yang berkelahi karena mempertahankan
kesaksian mereka masing-masing itu...mereka berdua pun terdiam melihat
serunya perkelahian di antara sahabat-sahabat itu......
Perlahan-lahan
Sang Pembimbing pun mendekati mereka dan memberi mereka minum Sprite
dingin sebotol seorang....mereka reguk Sprite dingin itu sekali reguk
tandas.....Sang Pembimbing pun memberi mereka Fanta dingin sebotol
seorang........Fanta-Fanta itu pun sekali reguk tuntas
lagi....wuuuuaaahhh......hahahahahaha........Sang Pembimbing pun memberi
mereka sandwich sepotong seorang...dan dengan lahap sandwich-sandwich
itupn lenyap tanpa sisa.....
Dengan sabar
penuh kasih Sang Pembimbing itu pun lalu mengajak mereka sekali lagi
memegang dan meraba-raba gajah itu sepuas hati mereka berpindah-pindah
dari bagian satu ke bagian yang lain sampai
menyeluruh.................setelah mereka semua memegang dan meraba
hampir keseluruhan sekujur tubuh gajah itu tiba-tiba
hahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahah.....hahahahahahahahahaha....hahahahah.....
tiba-tiba meledaklah tawa mereka berderai-derai seperti air hjan deras
menerpa genting seng............ mereka pun saling berpelukan penuh
kasih penuh keakraban kembali dan saling minta maaf atas kekhilafan yang
telah mereka perbuat bersama-sama............
Kedua
sahabat Agamawan itu pun saling memandang satu dengan yang
lainnya...mereka pun saling berpelukan penuh kasih......."Kalau gajah
sih dapat teraba semua perlahan-lahan, sedang TUHAN ya tidak mungkin
lah....hahahaha....."
wahh sangat bermanfaat sekali.. terimakasih..
BalasHapuskunjungi blogspot kami yaa.. semoga bermanfaat juga untuk anda2 semua..
Proses pembuatan
seragam batik solo printing
Proses pembuatan seragam batik tulis solo
Terima kasih Mbak Amelia memot
HapusSangat bermanfaat sekali, untuk orang yang selalu berbeda pendapat
BalasHapusTerima kasih saudaraku, sukses selalu sehat selalu...
Hapus