Marah merupakan salah satu ungkapan emosional yang termasuk sering muncul di dalam perilaku kehidupan kita sehari-hari di samping ungkapan emosi sedih dan senang.
MARAH perlulah kita tangani dengan sangat intensif supaya Jiwa kita terbebaskan dari salah satu cacat jiwa yang sangat mengotori Jiwa kita.
Marah adalah ungkapan emosi yang negatif, artinya yang mengotori Jiwa kita, karena terbersit atau menyala dari EGO EGOISME EGOSENTRISME kita yang selalu memikirkan diri sendiri, yang selalu memikirkan mengenai ketenangan diri kita sendiri, yang selalu memikirkan mengenai kesenangan diri kita sendiri, yang selalu memikirkan mengenai kepuasan diri kita sendiri, yang selalu memikirkan mengenai kenyamanan diri kita sendiri, yang selalu memikirkan mengenai kebutuhan diri kita sendiri, yang selalu memikirkan mengenai kepentingan diri kita sendiri, yang selalu merasa bahwa diri kita lebih dari orang lain, yang merasa bahwa diri kita menjadi pusat perhatian dunia sekitar kita, yang bertentangan dengan HUKUM KASIH yang adalah hukum seluruh alam semesta yang adalah HUKUM TUHAN yang adalah TUHAN SENDIRI, apabila EGO EGOISME EGOSENTRISME tersebut merasa terusik atau tidak mendapatkan yang dimauinya.
Untuk menangani MARAH dengan sangat intensif supaya kita dapat berubah dari seorang PEMARAH, yang negatif, menjadi seseorang yang SABAR DARANA, yang positif, artinya yang semakin membersihkan, menjernihkan, serta mencemerlangkan Jiwa kita, perlulah kita mewaspadai serta mencermati semua hal yang dapat menimbulkan emosi MARAH di dalam diri kita, kemudian mengeliminasinya dengan pikiran-pikiran yang positif.
Hal-hal yang dapat kita lakukan untuk mengeliminasi Marah apabila mulai timbul :
1. Apabila kita ditentang oleh orang lain (suami, istri, anak, saudara, orangtua, teman, orang lain) ... kita harus diam, jangan mengeluarkan counter sama sekali, menyadari bahwa setiap manusia dikarunia KEHENDAK BEBAS oleh TUHAN yang tidak seorang pun dapat menghilangkannya atau menginjak-injaknya, termasuk TUHAN sendiri juga tidak berkenan untuk menghilangkan KEHENDAK BEBAS manusia ini .... jadi kita pun juga tidak apada tempatnya untuk memaksakan KEHENDAK KITA SENDIRI kepada orang lain ...
2. Apabila kita direndahkan oleh orang lain, dihina oleh orang lain (suami, isteri, anak, saudara, orangtua, teman, orang lain) ... kita harus diam, jangan mengeluarkan counter sama sekali, menyadari bahwa SEBENAR-BENARNYA KITA INI BUKAN APA-APA, BUKAN SIAPA-SIAPA, KITA BERASAL DARI KEKOSONGAN, KITA BERASAL DARI KEHAMPAAN ...
3. Apabila kita dibohongi oleh suami, istri, anak, saudara, orang lain ... kita harus diam, jangan mengeluarkan pernyataan apa-apa, menyadari bahwa kita juga sering kali berbohong, membohongi ...
4. Apabila kita ditipu oleh orang lain (suami, isteri, anak, orangtua, teman, orang lain) kita harus diam, jangan mengeluarkan pernyataan apa-apa, menyadari bahwa kita juga sering kali menipu ...
5. Apabila kita dinilai jelek oleh orang lain (suami, isteri, anak, orangtua, teman, orang lain) kita harus diam saja, jangan mengeluarkan pernyataan apa-apa, menyadari bahwa SEBENAR-BENARNYA KITA MEMANG BUKANLAH APA-APA, TIDAK DAPAT BERBUAT APA-APA, TIDAK MEMPUNYAI APA-APA, TIDAK MENGERTI APA-APA, TIDAK MEMPUNYAI KUASA APA-APA, TIDAK MEMPUNYAI WEWENANG APA-APA ...
6. Apabila kita dijadikan bahan pembicaraan negatif oleh rang lain ... kita harus diam saja, jangan mengeluarkan pernyataan apa-apa, menyadari bahwa SEBENAR-BENARNYA MEMANG KITA TIDAK DAPAT BERBUAT BAIK APA-APA, KITA TIDAK MEMPUNYAI SIFAT-SIFAT BAIK APA-APA, KITA TIDAK MEMPUNYAI KEBAIKAN APA-APA ...
7. Apabila kita kecewa atas diri sendiri ... kita harus segera minta maaf kepada diri kita sendiri karena telah memaksakan kehendak kepada diri sendiri yang tidak sesuai dengan KEHENDAK TUHAN
8. Apabila kita dikecewakan oleh orang lain ... kita harus diam, menyadari bahwa kita juga sering mengecewakan orang lain walaupun secara tidak kita sengaja ...
9. Apabila kita kecewa akan situasi dan kondisi yang harus kita hadapi pada suatu saat di suatu tempat ... kita harus diam, menyadari bahwa semua itu KEHENDAK TUHAN yang harus kita jalani dengan penuh kesabaran, ketaatan, kepatuhan, pengabdian, dan sembah sujud kepada TUHAN ... sambil dengan sabar dan perlahan-lahan mencari jalan keluar dari situasi dan kondisi itu menurut KEHENDAK TUHAN ...
Demikian seterusnya banyak hal yang dapat membuat kita marah dapat kita renungkan, kita eliminasi dengan pikiran-pikiran yang positif, sehingga jiwa kita terbebas dari bahaya kekotoran yang diakibatkan karena kita marah yang bertentangan dengan hukum KASIH, hukum seluruh alam semesta, HUKUM TUHAN ....
Rahayu ... Rahayu ... Rahayu selalu ...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar