Senin, 16 September 2013

SAMPURNANING URIP SAMPURNANING PATI

Sikap batin sumarah atau berserah diri secara total kepada TUHAN sedikit demi sedikit mengurangi keaktifan EGO sampai pada akhirnya mengeliminasi keaktifan EGO, sehingga sedikit demi sedikit tumbuhlah sikap batin dan sifat rendah hati, yang merupakan salah satu bekal utama di dalam menapaki jalan rohani untuk menuju kembali kepada TUHAN "bali mulih mula mulanira" ... kesempurnaan hidup dan kesempurnaan mati ...

pada akhirnya sikap batin sumarah atau berserah diri secara total kepada TUHAN, karena sedikit demi sedikit mengurangi keaktifan EGO sampai mengeliminasi keaktifan EGO, sedikit demi sedikit akan menumbuhkan KASIH di dalam hati, di dalam batin , di dalam Sanubari, di dalam Kalbu, di dalam Jiwa ... KASIH ini merupakan puncak pencapaian laku sumarah atau berserah diri secara total kepada TUHAN ... dengan KASIH kita menyatu dengan seluruh alam semesta ... digdaya tanpa aji, nglurug tanpa bala, mbedhah tanpa pedhang, menang tanpa angasorake, sura dira jaya ning rat lebur dening pangastuti ... trimah mawi pasrah, anteng mantheng sugeng jeneng, langgeng tan ana bungah tan ana susah ...

TRIMAH MAWI PASRAH ... narima dengan penuh penyerahan diri
ANTENG MANTHENG SUGENG JENENG ... tenang fokus selamat dan dapat menyaksikan kenyataan yang sebenarnya
LANGGENG TAN ANA BUNGAH TAN ANA SUSAH ... abadi tiada rasa senang gembira tiada rasa susah ...

KAU INI BAGAIMANA ATAU AKU HARUS BAGAIMANA

Kau ini bagaimana..
Kau bilang aku merdeka kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berfikir Aku berfikir kau tuduh aku kafir
Aku harus bagaimana…
Kau suruh aku bergeraklah Aku bergerak kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah
Aku diam saja kau waspadai

Kau ini bagaimana...
Kau suruh aku memegang prinsip
Aku memegang prinsip Kau tuduh aku kaku
Kau suruh aku toleran Aku toleran kau bilang aku plin-plan

Aku harus bagaimana…
Kau suruh aku maju Aku maju kau serimpung kakiku
Kau suruh aku bekerja Aku bekerja kau ganggu aku

Kau ini bagaimana...
Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikutimu Langkahmu tak jelas arahnya
Aku harus bagaimana..

Aku kau suruh menghormati hukum, Kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku kau suruh berdisiplin, Kau mencontohkan yang lain
Kau ini bagaimana...

Kau bilang Tuhan sangat dekat
Kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara setiap saat
Kau bilang kau suka damai, Kau ajak aku setiap hari bertikai

Aku harus bagaimana...
Aku kau suruh membangun, Aku membangun kau merusakkannya
Aku kau suruh menabung, Aku menabung kau menghabiskannya
Kau ini bagaimana...

Kau suruh aku menggarap sawah, Sawahku kau tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah, Aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah

Aku harus bagaimana...
Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggungjawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bis Showab

Kau ini bagaimana..
Aku kau suruh jujur, Aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, Aku sabar kau injak tengkukku

Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, Sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku, Aku sapa saja kau merasa terganggu

Kau ini bagaimana..
Kau bilang bicaralah, Aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, Aku bungkam kau tuduh aku apatis
Aku harus bagaimana...

Kau bilang kritiklah, Aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya
Aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja

Kau ini bagaimana..
Aku bilang terserah kau, Kau tak mau
Aku bilang terserah kita, Kau tak suka
Aku bilang terserah aku, Kau memakiku
Kau ini bagaimana, Atau aku harus bagaimana...


Oleh : A Mustofa Bisri ( Gus Mus )