Minggu, 23 Desember 2012

TEMAN SEJATI 2


Yohanes 15: 13 ..... "TIDAK ADA KASIH YANG LEBIH BESAR DARIPADA KASIH SEORANG YANG MEMBERIKAN NYAWANYA UNTUK SAHABAT-SAHABATNYA" ......




TEMAN SEJATI





Sharing dengan seorang sahabat ;


dia seorang Katolik ... pada suatu masa di tahun 1984 dia berteman dengan seorang pelukis tua yang juga seorang spiritualis teman gerejanya yang pada waktu tahun 1965 tersangkut dampak dari peristiwa dahsyat G30S PKI .... pelukis itu menjadi seorang yang disingkiri oleh masyarakat karena mendapat cap PKI .... hatinya cocok berteman dengan sang pelukis karena dia memang sedang belajar di dalam hidup spiritual ....

pada suatu hari sang pelukis berkata kepadanya, "Nak, jangan sering-sering ke sini .... saya kasihan kepada Nak .... nama baik Nak sebagai pegawai negeri sipil akan tersangkut nama buruk saya sebagai seorang yang mendapat cap PKI ...." .... sebenarnya banyak juga sudah teman-teman gerejanya tidak kurang juga seorang KASI INTEL KODIM ketika itu juga mengatakan hal yang sama kepadanya ......jawabnya kepada sang pelukis dan kepada teman-teman yang lain, "bagi saya tidak ada nama baik tidak ada nama buruk ... bagi saya yang ada hanyalah SANG PENCIPTA yang mengasihi kami semua ciptaan-NYA ini dengan KASIH yang sama ...."
hari berganti hari ... tahun berganti tahun ... pertemanannya dengan sang pelukis tidak tergoyahkan oleh apa pun juga ..... 






.... KANCA SEJATI .... TEMAN SEJATI ...




kanca sejati atau teman sejati adalah seseorang yang di dalam berteman sudah mengesampingkan EGO-nya sama sekali dan siap setiap saat setiap waktu menjalankan KEHENDAK TUHAN dengan sepenuh KASIH-nya membantu menolong teman-temannya walau pun harus mempertaruhkan dirinya sekali pun .... demikian secara garis besarnya .... mungkin secara detil perlu perenungan yang lebih lama lagi ..


Selasa, 11 Desember 2012

MENYIKAPI FITNAH DAN MENJALANI HIDUP DALAM KEADAAN DIFITNAH


oleh Grassius Josef Iskarjanto Reksosumarto pada 2 April 2012 pukul 17:09 ·


untuk Mas Bonaventura wiwit andy hantoro





Fitnah adalah suatu tuduhan yang tidak sesuai dengan kenyataan dan kebenaran yang sesungguhnya. Fitnah penuh dengan rekayasa. Fitnah penuh dengan konspirasi.

Pada tahun 1985, saya difitnah. Saya tidak diberi job, Gajih Rp 90.000,00 dan Beras 50 kg PNS IIb saya ditahan di kantor, tidak diberikan kepada saya dan keluarga saya, yang ketika itu terdiri dari Saya 37 tahun, Isteri saya almarhum 36 tahun, anak saya No. 1  11 tahun, No.2 9 tahun, almarhum No.3 7 tahun, dan Bungsu 5 tahun, walaupun belum turun Surat Keputusan apa pun juga dari Kementerian. Issue yang dihembuskan dan dilaporkan ke Kanwil Surabaya adalah bahwa saya tidak mau masuk bekerja selama tiga bulan terus menerus. Untuk mendukung kebenaran Fitnah itu setiap hari diedarkan Lembaran Presensi yang lain sewaktu saya tidak berada di kantor selain Presensi di buku Presensi yang lama. Dari beberapa orang teman saya mendapatkan informasi bahwa teman-teman yang membela saya dan dekat dengan saya akan ikut dipersalahkan dan akan mendapat sanksi.

Menghadapi itu semua saya hanya diam, tidak menghadapinya dengan penuh emosi, tidak menghadapinya dengan penuh kebencian, saya hanya berserah diri total, total semampu-mampu saya, total sedapat-dapat saya, sumarah kepada TUHAN semampu-mampu saya sedapat-dapat saya sampai hati tenang tenteram sepanjang hari sepanjang waktu, dan menyerahkan masalah yang sedang saya alami tersebut kepada TUHAN sepenuhnya-penuhnya, sedapat-dapat saya, semampu-mampu saya. Pada keadaan yang demikian itulah di dalam dada saya ada suatu pengertian yang saya percaya sepenuhnya berasal dari TUHAN yang mengatakan demikian, "HIDUPMU TIDAK BERADA DI DALAM TANGANMU SENDIRI, JUGA TIDAK BERADA DI TANGAN SIAPA-SIAPA, TETAPI BERADA DI TANGANKU SEPENUHNYA. JANGAN TAKUT. JANGAN KHAWATIR."

Sejak saat itulah saya dan keluarga saya tidak pernah lagi hidup dari gajih PNS dan Beras PNS sampai saat sekarang ini.

Namun hidup kami sekeluarga tetap damai sejahtera, tenang tenteram, terpenuhi dan tercukupi semua kebutuhan hidup kami sekeluarga dari penataan dan penyelenggaraan Ilahi TUHAN. Isteri tidak pernah mengeluh, tidak pernah khawatir, dijalaninya semuanya ini dengan tabah, dengan tenang, dengan penuh Iman kepada TUHAN, sehingga saya dan isteri saya tidak pernah berantem, kami hanya bercanda ria setiap hari. Anak-anak sekolah dan kuliah sampai selesai, dan dianugerahi pekerjaan yang baik, dan kemudian dianugerahi jodoh masing-masing yang baik pula, dan kemudian dianugerahi cucu-cucu yang baik-baik pula. Semuanya di dalam Penataan dan Penyelenggaraan Ilahi TUHAN. Kami sekeluarga hanya mengalir saja seturut aliran Kehendak TUHAN, sampai saat sekarang ini.

Semuanya baik adanya di dalam penataan dan penyelenggaraan Ilahi TUHAN.