oleh Grassius Josef Iskarjanto Reksosumarto pada 2 April 2012 pukul 17:09 ·
untuk Mas Bonaventura wiwit andy hantoro
Fitnah adalah suatu tuduhan yang tidak sesuai dengan kenyataan dan kebenaran yang sesungguhnya. Fitnah penuh dengan rekayasa. Fitnah penuh dengan konspirasi.
Pada tahun 1985, saya difitnah. Saya tidak diberi job, Gajih Rp 90.000,00 dan Beras 50 kg PNS IIb saya ditahan di kantor, tidak diberikan kepada saya dan keluarga saya, yang ketika itu terdiri dari Saya 37 tahun, Isteri saya almarhum 36 tahun, anak saya No. 1 11 tahun, No.2 9 tahun, almarhum No.3 7 tahun, dan Bungsu 5 tahun, walaupun belum turun Surat Keputusan apa pun juga dari Kementerian. Issue yang dihembuskan dan dilaporkan ke Kanwil Surabaya adalah bahwa saya tidak mau masuk bekerja selama tiga bulan terus menerus. Untuk mendukung kebenaran Fitnah itu setiap hari diedarkan Lembaran Presensi yang lain sewaktu saya tidak berada di kantor selain Presensi di buku Presensi yang lama. Dari beberapa orang teman saya mendapatkan informasi bahwa teman-teman yang membela saya dan dekat dengan saya akan ikut dipersalahkan dan akan mendapat sanksi.
Menghadapi itu semua saya hanya diam, tidak menghadapinya dengan penuh emosi, tidak menghadapinya dengan penuh kebencian, saya hanya berserah diri total, total semampu-mampu saya, total sedapat-dapat saya, sumarah kepada TUHAN semampu-mampu saya sedapat-dapat saya sampai hati tenang tenteram sepanjang hari sepanjang waktu, dan menyerahkan masalah yang sedang saya alami tersebut kepada TUHAN sepenuhnya-penuhnya, sedapat-dapat saya, semampu-mampu saya. Pada keadaan yang demikian itulah di dalam dada saya ada suatu pengertian yang saya percaya sepenuhnya berasal dari TUHAN yang mengatakan demikian, "HIDUPMU TIDAK BERADA DI DALAM TANGANMU SENDIRI, JUGA TIDAK BERADA DI TANGAN SIAPA-SIAPA, TETAPI BERADA DI TANGANKU SEPENUHNYA. JANGAN TAKUT. JANGAN KHAWATIR."
Sejak saat itulah saya dan keluarga saya tidak pernah lagi hidup dari gajih PNS dan Beras PNS sampai saat sekarang ini.
Namun hidup kami sekeluarga tetap damai sejahtera, tenang tenteram, terpenuhi dan tercukupi semua kebutuhan hidup kami sekeluarga dari penataan dan penyelenggaraan Ilahi TUHAN. Isteri tidak pernah mengeluh, tidak pernah khawatir, dijalaninya semuanya ini dengan tabah, dengan tenang, dengan penuh Iman kepada TUHAN, sehingga saya dan isteri saya tidak pernah berantem, kami hanya bercanda ria setiap hari. Anak-anak sekolah dan kuliah sampai selesai, dan dianugerahi pekerjaan yang baik, dan kemudian dianugerahi jodoh masing-masing yang baik pula, dan kemudian dianugerahi cucu-cucu yang baik-baik pula. Semuanya di dalam Penataan dan Penyelenggaraan Ilahi TUHAN. Kami sekeluarga hanya mengalir saja seturut aliran Kehendak TUHAN, sampai saat sekarang ini.
Semuanya baik adanya di dalam penataan dan penyelenggaraan Ilahi TUHAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar