Kamis, 25 Agustus 2022

AJARAN SPIRITUAL TUMPENG

Pesan-pesan filosofis & moral Jawa didalamnya. 


Tumpeng juga mengandung ajaran spiritual didalamnya. Bentuknya kerucut gunung adalah menunjuk selalu ke arah SANG MAHA. Bentuknya kerucut menyebabkan jumlah nasi yang ada dibawah sangatlah banyak sekali, sedangkan semakin keatas semakin sedikit & yang ada dipuncak hanya ada satu butir nasi atau upa. Hal tersebut mengandung makna adanya tingkat spiritual atau kedewasaan rohani beserta perilaku hidup sehari-harinya yang berbeda-beda antara orang yang satu dengan orang yang lainnya diseluruh muka bumi ini.


Tingkat spiritual atau kedewasaan rohani tidaklah seiring sejalan dengan kedewasaan fisik seseorang. Banyak sekali anak-anak yang masih muda fisiknya berusia 15 tahun, 17 tahun, 20 tahun, 30 tahun, tetapi pola pikirnya, tutur katanya, perilaku hidupnya, telah selalu mengarah kepada TUHAN, kekudusan, keilahian, kebaikan, CINTA KASIH kepada TUHAN & sesama. Hal tersebut menunjukkan adanya kedewasaan rohani atau tingkat spiritual yang tua atau dewasa atau tinggi. Sebalikknya juga banyak sekali orang-orang yang secara fisik udah berusia tua 50 tahun, 60 tahun, 70 tahun, tetapi pola berpikirnya, tutur katanya, perilaku hidupnya sehari-hari sangatlah kasar & materialistis, suka berpikir kotor, mengucapkan kata-kata kotor, & suka melakukan tindakan-tindakan kotor, caci maki, sumpah serapah, dendam, sakit hati, pemarah, penaik darah, suka berkelahi, berjudi, mengumbar nafsu seksual, suka minum ninuman keras, narkoba, mencuri, menipu, korupsi, main kuasa, diktator, tdk demokratis, menghalalkan segala cara untuk dapat meraih semua yang diinginkannya, sampai membunuh pun tidak segan-segan dilakukannya.


Nasi yang berada di bagian bawah tumpeng menggambarkan orang-orang yang masih muda tingkat spiritualnya atau kedewasaan rohaninya. Jumlah nasinya sangat banyak sekali. Daerah area lingkarannya sangat lebar sangat luas. Nasi tersebut masih bersinggungan & bercampur dengan segala macam lauk pauk. Hal ini memberikan gambaran bahwa orang-orang yang berada di tataran rohani yang sedemikian ini masih sangat bebas sekali melakukan apa saja menurut sekehendak hawa nafsunya. apa aja, hatinya juga masih sangat terbuka sekali untuk melakukan semua perbuatan hidup yang baik maupun yang buruk. Tidak ada batasan hukum agama, hukum negara pun dilanggarnya.


Lebih naik ke atas telah lepas sama sekali dari lauk pauk. Daerah areanya semakin menyempit, menyempit, menyempit, sampai hanya muat satu diri saja/ satu upa atau nasi saja. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa semakin dewasa kerohanian atau tataran spiritual seseorang dia sudah tidak lagi sebebas mereka-mereka yang ada di bawahnya. Secara otomatis hatinya menolak untuk berpikir, bertutur kata & berbuat yang buruk, yang jahat. Praktis hidupnya semakin baik.


Sampai yang ada di tataran teratas sudah lepas sama sekali dari pikiran-pikiran, perkataan-perkataan, maupun perbuatan-perbuatan yang buruk, yang jahat ... sudah kudus/ bersih/ suci. Nasi yang berada di atas ditumpu oleh nasi yg berada di bawahnya. Hal ini memberikan gambaran bahwa posisi "kudus" itu bertumpu dari perilaku mereka-mereka yang ada di bawahnya, yaitu dengan dihina, diremehkan, dianiaya, difitnah, dihujat, dicaci-maki, disumpah-serapahi, diperlakukan dengan secara tidak adil secara duniawi. Dengan demikian sudah sepantasnya bahwa mereka-mereka yang berada di tataran spiritual di atas harus berterima kasih apabila mereka mendapatkan perlakuan-perlakuan yang buruk yang tidak adil seperti tersebut di atas. Sudah seharusnyalah mereka-mereka yang berada di tataran paling atas selalu melindungi, mendoakan, & melayani mereka yang ada di bawah dengan penuh kasih.


Semoga uraian sedikit & sederhana ini ada gunanya bagi anda semua untuk semakin memantapkan langkah di jalan pulang kepada TUHAN, yang merupakan asal kita semua & merupakan tujuan pulang kita semua. Semoga terberkatilah kita semua. RAHAYU, RAHAYU, RAHAYU ... 


Orang yang sungguh-sungguh beriman tidak mangro tingal, pandangannya satu ... hanya tertuju kepada GUSTI ALLAH saja.

Rabu, 20 April 2022

LATIHAN ROHANI ILMU SUMARAH 21-04-2022

SEDIKIT TENTANG PEMAHAMAN GERAK ROHANI KITA

Ada seorang peternak ayam, dia diberi telor itik oleh sahabatnya kemudian menetaskan telor itik tersebut bersama-sama dengan telor ayam yang lain di satu induk ayam. Setelah menetas, anak itik & anak ayam hidup bersama setiap harinya sedangkan sang induk dengan penuh kasih merawat semua anak - anaknya itu, mulai dari jenis makanan, pola mencari makan, cara bertahan dalam kehidupan, cara berkomunikasi dan lain sebagainya. Mereka melakukan bersama didalam hari-harinya didalam suatu kandang.  Namun perlahan si itik kecil sudah beranjak dewasa, mulailah mencoba hal-hal baru yang belum pernah ia temui. Secara tidak sengaja pergilah si anak itik ke kolam ikan yang berada tidak jauh dari kandang ayam & spontan menceburkan dirinya untuk bermain didalam kolam ikan tersebut. Setelah hari mulai siang biasa ayam mulai berteduh ditempat yang rindang, & betapa terkejutnya induk ayam ketika melihat sang buah hatinya tercebur didalam kolam, tampak sang induk berlarian ditepi kolam sambil berteriak sekuat-kuatnya untuk memberi tanda pada ayam-ayam yang lain, lalu mulailah keributan dikandang ayam yang tadinya tenang menikmati jam siang untuk istirahat karena peristiwa itu, lalu berubah gemerincing seperti atap seng yang terkena hujan hehehehe ..... dengan tenang si itik dewasa berenang bahagia didalam kolam, sesekali sambil memasukkan kepalanya kedalam air serta membasuh tubuhnya agar bersih & si itik dewasa tidak merasakan gejolak hati sang induk ayam & saudara ayam-ayam yang lain dipinggir kolam disekitar kandang ayam tersebut yang sangat mengkhawatirkannya. Setelah benar-benar puas berenang, si itik dewasa tadi kemudian menepi berjalan ke kerumunan saudara-saudara lainnya untuk menghangatkan diri dibawah terik matahari sekaligus mengeringkan bulu-bulunya, sesaat kemudian sang induk ayam & pejantan mendatanginya sambil ngomel tidak karuan karena si induk merasa tindakan itik dewasa itu sangatlah membahayakan keselamatan dirinya & membuat khawatir orang tuanya. Dalam benak si itik dewasa, dia merasa bingung ketika diomeli, karena bagi si itik berenang dalam kolam ikan sangatlah biasa/ sangatlah wajar bagi dirinya.

Suatu ketika si peternak ayam ingin mengembangkan usahanya yaitu mencoba beternak itik, dia membeli beberapa pasang itik berikut anaknya. Dibangunlah kandang baru bersebelahan dengan kandang itik tersebut. Di pagi yang cerah seperti biasa si peternak waktunya memberi makan ternak-ternaknya itu, ayam serta itik sudah bersiap didekat wadah pakan yang sudah disediakan, begitu peternak menuang makanan ke wadah-wadah tadi, seketika itu juga antara itik & ayam langsung menyantapnya hingga habis tidak bersisa.

Waktu sudah menunjukkan siang karena matahari sudah tepat diatas kepala, kebiasaan ayam berkelompok untuk berteduh sambil beristirahat untuk membersihkan tubuhnya, sedang para itik karena gerah siang mereka satu persatu menceburkan diri kedalam kolam dan membasuh tubuhnya agar bersih sambil menikmati snack ringan yaitu memakan ikan-ikan kecil dikolam. Spontan si itik dewasa yang dibesarkan sang induk ayam tadi melihat kumpulan itik, masuk didalam air namun dia seketika merasa ada keanehan-keanehan terhadap dirinya, mengapa dia dilarang oleh orangtuanya? Padahal dia tidak merasakan bahwa berenang dikolam adalah hal yang berbahaya ... mulailah hatinya bergejolak hebat antara salah & benar, serta mulai berfikir, siapakah aku? Mengapa aku asing dikumpulan keluarga ayam ini? Mengapa kebiasaanku berbeda dengan mereka? Mengapa bahasa ayam terasa asing di pendengaranku?. Lalu dengan tekad bulat bagai baja, si itik dewasa tadi memberanikan diri untuk diam-diam menyelinap dari kumpulan ayam yang sedang berteduh untuk masuk kedalam kolam ikan bersama kumpulan itik-itik yang lain. Kemudian masuklah ia kedalam kolam yang segar & dingin itu, sambil sesekali menyapa kumpulan itik yang lain. Didalam benak itik dewasa ia merasa nyaman serta bahasa dikumpulan itik itupun juga ia mengerti, dengan kebiasaan kebiasan yang serupa, itik dewasa disambut dengan suka cita didalam kumpulan itik-itik itu. Berangsur si itik dewasa mulai menyadari bahwa ia sebenar-benarnya adalah anggota keluarga para itik. Menjelang sore serta seterusnya, si itik dewasa mulai berdiam & tinggal dikandang itik meninggalkan keluarga yang selama ini membesarkannya dengan penuh kasih sayang.

Begitupun dalam perjalanan kita dalam kehidupan ini, otomatis diri tergerak mencari, misal : pencuri dikelompokkan dengan pencuri, yang suka ribut-ribet dikelompokkanlah pula dengan yang suka ribet ribut dsb.  Atau dalam pemahaman lain, ketika kita memihak, ditempa dari kecil, terlebih dikuasai oleh ego & nafsu, maka secara otomatis diri kita akan merasa asing didalam suatu keluarga, komunitas, asing dalam kumpulan para rohaniwan & secara otomatis tentu tergiring untuk spontan mencari keluarga ego & nafsu, kelompok ego & nafsu, teman-teman yang beriman pada ego & nafsu, lingkungan yang melegalkan ego & nafsu, sahabat supranatural, klenik, terjangkit penyakit supranatural yang konon disebut teluh, santet & sejenisnya, dimana yang mengobatipun juga otomatis mengarah ke lingkup paranormal, dukun yang memang mengandalkan energi ego & nafsunya sebagai tuhannya, yang membawa kepada keduniawian. Sebaliknya jika kita patuh kepada tuhan yang roh suci/ nurullah maka seperti itik dewasa tadi, karena ketika diri ini memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengabdi pada tuhan dengan penuh tekad bulat, maka secara otomatis  menuntun bertemu dengan keluarga yang sesungguhnya, yang suci & kudus, memiliki pasangan yang relative bersih jiwanya, mencari komunitas - komunitas kudus, terjalin kepada teman-teman yang bersih jiwanya, tergabung dalam kelompok - kelompok rohaniwan yang berhubungan dengan ketuhanan, sudah tidak ada lagi terpikirkan santet, teluh, tenung, hidup selalu tenang tenteram karena manut, patuh kepada tuhan sebagai penyelenggara kehidupan ini karena penataan tuhan jauh lebih sempurna yang memang sebenar-benarnya kita berasal dari jalan kasih & tentu kita harus kembali kepada jalan kasih pula.

Demikian penggambaran gerak rohani kita, dari pengalaman perjalanan rohani saya, semoga bisa menjadi perenungan  yang mendalam sehingga mampu meneguh kuatkan iman kita semua, rahayu.

 

 

 

 

 

 

Kamis, 17 Maret 2022

LATIHAN ROHANI ILMU SUMARAH 17/03/2022


Manusia diciptakan dari sperma & ovum yang sangat kecil lalu menjadi zigot ... dari seorang ayah & Ibu, lalu apakah sperma & ovum tersebut begitu saja ada didalam ayah & ibu?, tentunya itu semua adalah kuasa Tuhan. Hingga manusia dewasa & tua itu semua adalah kuasa Tuhan dalam mencukupi ciptaanNya misal, oksigen yang gratis setiap hari meskipun engkau membenci Tuhan karena Tuhan adalah Kasih maka tetaplah semua kebutuhan itu Tuhan berikan, permisalan yang berikutnya yaitu biji pohon asam yang sangat kecil hingga dapat tumbuh menjadi pohon asam yang besar sekali, begitulah kasih Tuhan meliputi semua benda didunia ini, karena tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan oleh sebab itu janganlah engkau menghawatirkan akan hari esok, tidak bisa makan, tidak mendapat bagian rezeki dll, capailah sumber energi tuhan yang maha besar. Generator energi terbesar adalah Tuhan, yang tidak akan habis meski dunia ini habis, dimana untuk dibagikan kepada tanaman, hewan, manusia & seluruh kehidupan dibumi ini sehingga kita tidaklah perlu meminta pembagian energi dari tuhan kepada sesama kita loh hehehehe ....

Ketika jiwa kotor, itu tidak bisa dibersihkan dengan semacam ruwatan atau ruqyah & sejenisnya karena itu semua adalah doa & harapan yang mana terserah Tuhan untuk mengabulkannya. Sedang sebenar-benarnya pembersihan jiwa itu jalan satu-satunya adalah dengan siksa ragawi & tidak ada jalan lain dengan dihina diam, ditipu meski raga tau akan ditipu itu tetap dijalani, difitnah diam tidak mencari kebenaran, diberi sakit penyakit dijalani dengan penuh syukur & berobat seperti pada umumnya tidak mengandalkan kekuatan yang lain, tidak menduakan Tuhan, diberi kesulitan ekonomi pun juga demikian dijalani dengan penuh keikhlasan dll dengan hanya berjalan dijalan Tuhan yaitu tidak mempergunakan ego/ nafsu, tidak menuntut tuhan, tidak menggerutu pada Tuhan. Ibarat kaca yang buram itu roh suci tidak bisa berbuat apa-apa krn tertutup oleh dosa, begitupun juga yang dari luar juga demikian, tidak bisa melihat kedalam/ informasi dari luar tidak dapat masuk boleh dikata ketika paranormal mengetahui sesuatu tapi dalam kondisi jiwa yang masih sangat kotor atau tidak mau menjalani pembersihan dengan mengakali segala penderitaan raganya, itu berarti bisa dipastikan informasi yang diterima oleh paranormal itu bukan atas dasar bimbingan roh kudus/ nurullah. Dengan memakai sejenis jin, kodham, perewangan dll yang difokuskan untuk memperkuat indra/ pikiran & hanya untuk kebutuhan duniawi saja bukan kebutuhan rohani/ rasa & informasi dari paranormal itupun kadang bisa terjadi & bisa juga tidak terjadi ibarat fatamorgana, krn kuasa Tuhan. Sedang dampak yang mengiringi ketika kita mempergunakan kekuatan-kekuatan selain dari kekuatan tuhan adalah kesulitan untuk kembali kepada tuhan atau yang disebut inallilahi wainailahi rojiun atau bali mulih mulanira, yang dimaksud adalah ketika meninggal roh kita, jiwa kita mampu kembali kepada Tuhan ketika kita masih hidup maknanya adalah terkikisnya ego kita hingga dititik nol.

 Ketika jiwa belum siap kembali kepada tuhan karena kekotorannya otomatis akan masuk kedalam alam kubur/ alam jin (kajiman) dimana yang dalam kenyataan sebenar-benarnya bisa kita saksikan sewaktu misal ada pertunjukan jatilan, reog, yoni pusaka, kesurupan, batu keramat, pohon keramat itu yang masuk adalah arwah-arwah yang belum sempurna/ belum bersih jiwanya sehingga mereka berupaya sedapat-dapatnya mencari raga entah benda mati atau mahluk hidup supaya bisa berbuat baik sedikit demi sedikit karena untuk membersihkan jiwanya itu tadi dimana haruslah menjalani keadaan yang demikian hingga menunggu sekehendak tuhan entah puluhan tahun ratusan tahun atau bahkan ribuan tahun lagi dalam mengangkat martabat mereka dengan semisal diberi raga hewan atau diberi raga manusia untuk mengulang kembali proses pembersihan jiwa tersebut hingga benar-benar bersih sesuai dengan kehendak-Nya.

 

Semoga wacana tersebut mampu meneguh kuatkan iman para saudara semua, Rahayu