SEDIKIT TENTANG PEMAHAMAN GERAK ROHANI KITA
Ada seorang
peternak ayam, dia diberi telor itik oleh sahabatnya kemudian menetaskan telor
itik tersebut bersama-sama dengan telor ayam yang lain di satu induk ayam. Setelah
menetas, anak itik & anak ayam hidup bersama setiap harinya sedangkan sang induk
dengan penuh kasih merawat semua anak - anaknya itu, mulai dari jenis makanan, pola
mencari makan, cara bertahan dalam kehidupan, cara berkomunikasi dan lain sebagainya. Mereka melakukan bersama didalam hari-harinya didalam suatu kandang. Namun perlahan si itik kecil sudah beranjak
dewasa, mulailah mencoba hal-hal baru yang belum pernah ia temui. Secara
tidak sengaja pergilah si anak itik ke kolam ikan yang berada tidak jauh dari
kandang ayam & spontan menceburkan dirinya untuk bermain didalam kolam ikan
tersebut. Setelah hari mulai siang biasa ayam mulai berteduh ditempat yang
rindang, & betapa terkejutnya induk ayam ketika melihat sang buah hatinya
tercebur didalam kolam, tampak sang induk berlarian ditepi kolam sambil
berteriak sekuat-kuatnya untuk memberi tanda pada ayam-ayam yang lain, lalu mulailah keributan dikandang ayam yang tadinya tenang menikmati jam siang untuk
istirahat karena peristiwa itu, lalu berubah gemerincing seperti atap seng yang
terkena hujan hehehehe ..... dengan tenang si itik dewasa berenang bahagia
didalam kolam, sesekali sambil memasukkan kepalanya kedalam air serta membasuh
tubuhnya agar bersih & si itik dewasa tidak merasakan gejolak hati sang
induk ayam & saudara ayam-ayam yang lain dipinggir kolam disekitar kandang
ayam tersebut yang sangat mengkhawatirkannya. Setelah benar-benar puas
berenang, si itik dewasa tadi kemudian menepi berjalan ke kerumunan
saudara-saudara lainnya untuk menghangatkan diri dibawah terik matahari sekaligus
mengeringkan bulu-bulunya, sesaat kemudian sang induk ayam & pejantan
mendatanginya sambil ngomel tidak karuan karena si induk merasa tindakan itik
dewasa itu sangatlah membahayakan keselamatan dirinya & membuat khawatir
orang tuanya. Dalam benak si itik dewasa, dia merasa bingung ketika diomeli,
karena bagi si itik berenang dalam kolam ikan sangatlah biasa/ sangatlah wajar
bagi dirinya.
Suatu ketika
si peternak ayam ingin mengembangkan usahanya yaitu mencoba beternak itik, dia
membeli beberapa pasang itik berikut anaknya. Dibangunlah kandang baru
bersebelahan dengan kandang itik tersebut. Di pagi yang cerah seperti biasa
si peternak waktunya memberi makan ternak-ternaknya itu, ayam serta itik
sudah bersiap didekat wadah pakan yang sudah disediakan, begitu peternak
menuang makanan ke wadah-wadah tadi, seketika itu juga antara itik & ayam
langsung menyantapnya hingga habis tidak bersisa.
Waktu sudah menunjukkan siang karena matahari sudah tepat diatas kepala, kebiasaan ayam berkelompok untuk berteduh sambil beristirahat untuk membersihkan tubuhnya, sedang para itik karena gerah siang mereka satu persatu menceburkan diri kedalam kolam dan membasuh tubuhnya agar bersih sambil menikmati snack ringan yaitu memakan ikan-ikan kecil dikolam. Spontan si itik dewasa yang dibesarkan sang induk ayam tadi melihat kumpulan itik, masuk didalam air namun dia seketika merasa ada keanehan-keanehan terhadap dirinya, mengapa dia dilarang oleh orangtuanya? Padahal dia tidak merasakan bahwa berenang dikolam adalah hal yang berbahaya ... mulailah hatinya bergejolak hebat antara salah & benar, serta mulai berfikir, siapakah aku? Mengapa aku asing dikumpulan keluarga ayam ini? Mengapa kebiasaanku berbeda dengan mereka? Mengapa bahasa ayam terasa asing di pendengaranku?. Lalu dengan tekad bulat bagai baja, si itik dewasa tadi memberanikan diri untuk diam-diam menyelinap dari kumpulan ayam yang sedang berteduh untuk masuk kedalam kolam ikan bersama kumpulan itik-itik yang lain. Kemudian masuklah ia kedalam kolam yang segar & dingin itu, sambil sesekali menyapa kumpulan itik yang lain. Didalam benak itik dewasa ia merasa nyaman serta bahasa dikumpulan itik itupun juga ia mengerti, dengan kebiasaan kebiasan yang serupa, itik dewasa disambut dengan suka cita didalam kumpulan itik-itik itu. Berangsur si itik dewasa mulai menyadari bahwa ia sebenar-benarnya adalah anggota keluarga para itik. Menjelang sore serta seterusnya, si itik dewasa mulai berdiam & tinggal dikandang itik meninggalkan keluarga yang selama ini membesarkannya dengan penuh kasih sayang.
Begitupun
dalam perjalanan kita dalam kehidupan ini, otomatis diri tergerak mencari, misal : pencuri
dikelompokkan dengan pencuri, yang suka ribut-ribet dikelompokkanlah pula
dengan yang suka ribet ribut dsb. Atau dalam pemahaman lain, ketika kita memihak, ditempa dari kecil,
terlebih dikuasai oleh ego & nafsu, maka secara otomatis diri kita akan
merasa asing didalam suatu keluarga, komunitas, asing dalam kumpulan para
rohaniwan & secara otomatis tentu tergiring untuk spontan mencari keluarga ego & nafsu, kelompok ego & nafsu, teman-teman yang beriman pada ego & nafsu,
lingkungan yang melegalkan ego & nafsu, sahabat supranatural, klenik,
terjangkit penyakit supranatural yang konon disebut teluh, santet & sejenisnya, dimana yang mengobatipun juga otomatis mengarah ke lingkup
paranormal, dukun yang memang mengandalkan energi ego & nafsunya sebagai tuhannya, yang membawa kepada keduniawian. Sebaliknya jika
kita patuh kepada tuhan yang roh suci/ nurullah maka seperti itik dewasa tadi,
karena ketika diri ini memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengabdi pada tuhan
dengan penuh tekad bulat, maka secara otomatis
menuntun bertemu dengan keluarga yang sesungguhnya, yang suci & kudus, memiliki pasangan
yang relative bersih jiwanya, mencari komunitas - komunitas kudus, terjalin
kepada teman-teman yang bersih jiwanya, tergabung dalam kelompok - kelompok
rohaniwan yang berhubungan dengan ketuhanan, sudah tidak ada lagi terpikirkan
santet, teluh, tenung, hidup selalu tenang tenteram karena manut, patuh kepada tuhan
sebagai penyelenggara kehidupan ini karena penataan tuhan jauh lebih sempurna yang memang sebenar-benarnya kita berasal dari jalan kasih & tentu kita harus kembali kepada jalan
kasih pula.
Demikian penggambaran gerak rohani kita, dari pengalaman perjalanan rohani saya,
semoga bisa menjadi perenungan yang
mendalam sehingga mampu meneguh kuatkan iman kita semua, rahayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar