Rabu, 20 April 2022

LATIHAN ROHANI ILMU SUMARAH 21-04-2022

SEDIKIT TENTANG PEMAHAMAN GERAK ROHANI KITA

Ada seorang peternak ayam, dia diberi telor itik oleh sahabatnya kemudian menetaskan telor itik tersebut bersama-sama dengan telor ayam yang lain di satu induk ayam. Setelah menetas, anak itik & anak ayam hidup bersama setiap harinya sedangkan sang induk dengan penuh kasih merawat semua anak - anaknya itu, mulai dari jenis makanan, pola mencari makan, cara bertahan dalam kehidupan, cara berkomunikasi dan lain sebagainya. Mereka melakukan bersama didalam hari-harinya didalam suatu kandang.  Namun perlahan si itik kecil sudah beranjak dewasa, mulailah mencoba hal-hal baru yang belum pernah ia temui. Secara tidak sengaja pergilah si anak itik ke kolam ikan yang berada tidak jauh dari kandang ayam & spontan menceburkan dirinya untuk bermain didalam kolam ikan tersebut. Setelah hari mulai siang biasa ayam mulai berteduh ditempat yang rindang, & betapa terkejutnya induk ayam ketika melihat sang buah hatinya tercebur didalam kolam, tampak sang induk berlarian ditepi kolam sambil berteriak sekuat-kuatnya untuk memberi tanda pada ayam-ayam yang lain, lalu mulailah keributan dikandang ayam yang tadinya tenang menikmati jam siang untuk istirahat karena peristiwa itu, lalu berubah gemerincing seperti atap seng yang terkena hujan hehehehe ..... dengan tenang si itik dewasa berenang bahagia didalam kolam, sesekali sambil memasukkan kepalanya kedalam air serta membasuh tubuhnya agar bersih & si itik dewasa tidak merasakan gejolak hati sang induk ayam & saudara ayam-ayam yang lain dipinggir kolam disekitar kandang ayam tersebut yang sangat mengkhawatirkannya. Setelah benar-benar puas berenang, si itik dewasa tadi kemudian menepi berjalan ke kerumunan saudara-saudara lainnya untuk menghangatkan diri dibawah terik matahari sekaligus mengeringkan bulu-bulunya, sesaat kemudian sang induk ayam & pejantan mendatanginya sambil ngomel tidak karuan karena si induk merasa tindakan itik dewasa itu sangatlah membahayakan keselamatan dirinya & membuat khawatir orang tuanya. Dalam benak si itik dewasa, dia merasa bingung ketika diomeli, karena bagi si itik berenang dalam kolam ikan sangatlah biasa/ sangatlah wajar bagi dirinya.

Suatu ketika si peternak ayam ingin mengembangkan usahanya yaitu mencoba beternak itik, dia membeli beberapa pasang itik berikut anaknya. Dibangunlah kandang baru bersebelahan dengan kandang itik tersebut. Di pagi yang cerah seperti biasa si peternak waktunya memberi makan ternak-ternaknya itu, ayam serta itik sudah bersiap didekat wadah pakan yang sudah disediakan, begitu peternak menuang makanan ke wadah-wadah tadi, seketika itu juga antara itik & ayam langsung menyantapnya hingga habis tidak bersisa.

Waktu sudah menunjukkan siang karena matahari sudah tepat diatas kepala, kebiasaan ayam berkelompok untuk berteduh sambil beristirahat untuk membersihkan tubuhnya, sedang para itik karena gerah siang mereka satu persatu menceburkan diri kedalam kolam dan membasuh tubuhnya agar bersih sambil menikmati snack ringan yaitu memakan ikan-ikan kecil dikolam. Spontan si itik dewasa yang dibesarkan sang induk ayam tadi melihat kumpulan itik, masuk didalam air namun dia seketika merasa ada keanehan-keanehan terhadap dirinya, mengapa dia dilarang oleh orangtuanya? Padahal dia tidak merasakan bahwa berenang dikolam adalah hal yang berbahaya ... mulailah hatinya bergejolak hebat antara salah & benar, serta mulai berfikir, siapakah aku? Mengapa aku asing dikumpulan keluarga ayam ini? Mengapa kebiasaanku berbeda dengan mereka? Mengapa bahasa ayam terasa asing di pendengaranku?. Lalu dengan tekad bulat bagai baja, si itik dewasa tadi memberanikan diri untuk diam-diam menyelinap dari kumpulan ayam yang sedang berteduh untuk masuk kedalam kolam ikan bersama kumpulan itik-itik yang lain. Kemudian masuklah ia kedalam kolam yang segar & dingin itu, sambil sesekali menyapa kumpulan itik yang lain. Didalam benak itik dewasa ia merasa nyaman serta bahasa dikumpulan itik itupun juga ia mengerti, dengan kebiasaan kebiasan yang serupa, itik dewasa disambut dengan suka cita didalam kumpulan itik-itik itu. Berangsur si itik dewasa mulai menyadari bahwa ia sebenar-benarnya adalah anggota keluarga para itik. Menjelang sore serta seterusnya, si itik dewasa mulai berdiam & tinggal dikandang itik meninggalkan keluarga yang selama ini membesarkannya dengan penuh kasih sayang.

Begitupun dalam perjalanan kita dalam kehidupan ini, otomatis diri tergerak mencari, misal : pencuri dikelompokkan dengan pencuri, yang suka ribut-ribet dikelompokkanlah pula dengan yang suka ribet ribut dsb.  Atau dalam pemahaman lain, ketika kita memihak, ditempa dari kecil, terlebih dikuasai oleh ego & nafsu, maka secara otomatis diri kita akan merasa asing didalam suatu keluarga, komunitas, asing dalam kumpulan para rohaniwan & secara otomatis tentu tergiring untuk spontan mencari keluarga ego & nafsu, kelompok ego & nafsu, teman-teman yang beriman pada ego & nafsu, lingkungan yang melegalkan ego & nafsu, sahabat supranatural, klenik, terjangkit penyakit supranatural yang konon disebut teluh, santet & sejenisnya, dimana yang mengobatipun juga otomatis mengarah ke lingkup paranormal, dukun yang memang mengandalkan energi ego & nafsunya sebagai tuhannya, yang membawa kepada keduniawian. Sebaliknya jika kita patuh kepada tuhan yang roh suci/ nurullah maka seperti itik dewasa tadi, karena ketika diri ini memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengabdi pada tuhan dengan penuh tekad bulat, maka secara otomatis  menuntun bertemu dengan keluarga yang sesungguhnya, yang suci & kudus, memiliki pasangan yang relative bersih jiwanya, mencari komunitas - komunitas kudus, terjalin kepada teman-teman yang bersih jiwanya, tergabung dalam kelompok - kelompok rohaniwan yang berhubungan dengan ketuhanan, sudah tidak ada lagi terpikirkan santet, teluh, tenung, hidup selalu tenang tenteram karena manut, patuh kepada tuhan sebagai penyelenggara kehidupan ini karena penataan tuhan jauh lebih sempurna yang memang sebenar-benarnya kita berasal dari jalan kasih & tentu kita harus kembali kepada jalan kasih pula.

Demikian penggambaran gerak rohani kita, dari pengalaman perjalanan rohani saya, semoga bisa menjadi perenungan  yang mendalam sehingga mampu meneguh kuatkan iman kita semua, rahayu.

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar